Selasa, 26 Oktober 2010

PESONA WISATA TAHURA, AJANG PERSAHABATAN DENGAN ALAM

       Gelaran Pesona Wisata Taman Hutan Raya (Tahura) Ir H Djuanda di Dago Pakar, Bandung kembali berlangsung. Ajang promosi tahun kedua salah satu tempat wisata di Kota Kembang itu berlangsung selama dua hari, 9-10 Agustus 2008 lalu.
     Tak cuma si Ocol yang jadi rebutan. Orang hutan bernama Atim pun demikian. Hanya saja beda dengan si Ocol yang benar-benar "lindeuk", Atim sedikit nakal pada orang selain petugas. Orang hutan berumur 2 setengan tahun dari Kebun Binatang Tamansari Bandung itu seringkali menarik-narik baju atau bahkan menggigit tangan orang yang sedang memangkunya.  
     Macan tutul bernama Ocol yang didatangkan langsung dari Taman Safari, Bogor, menjadi salah satu primadona di sana. Bak selebriti ternama, selama dua hari berturut-turut binatang berumur 10 tahun itu menjadi rebutan para pengunjung untuk bisa difoto bareng dengan mereka. Bahkan, saking tak henti-hentinya orang meminta berfoto bareng, petugas terpaksa memberikan waktu dua kali dalam sehari pada si Ocol untuk beristirahat.
     Menurut ketua pelaksana Pesona Wisata Tahura 2, Lina Herlina MM, suasana bersahabat seperti itulah yang diharapkan dalam acara tersebut. Sebab, menurut Lina, di tengah-tengah objek wisata hutan seluas 30 hektar itu, adanya binatang-binatang yang sengaja didatangkan itu menjadi lebih menarik untuk didekati.
     "Tentu yang didatangkan ke sini binatang buas yang sudah jinak. Kalau tidak, ya bahaya dong," ujar Lina.     
     Selain keberadaan si Ocol dan si Atim, para pengunjung pun dimanjakan dengan berbagai suguhan menarik yang ditampilkan peserta Pesona Wisata Tahura 2 lainnya. Mereka kebanyakan berasal dari daerah-daerah yang tidak begitu jauh jaraknya dengan lokasi wisata. Rumah Madu, misalnya. Mereka membuat satu ruangan tertutup yang tembus pandang berisi ratusan lebah. Para pengunjung diajak masuk ke dalamnya dengan jaminan tak ada kulit terluka saat keluar ruangan beberapa lama kemudian. 
      Batik Hasan lain lagi. Mereka sengaja mengajak pengunjung untuk mengikuti praktek lapangan membatik yang disediakan segala sesuatunya di depan stannya. Tak ketinggalan stan-stan kuliner yang menyediakan bermacam makanan dan minuman serta hiburan yang menampilkan berbagai jenis musik tradisional seperti angklung dan calung.
      Kepala Balai Taman Hutan Raya Ir H Djuanda, Beben T Chandra, mengatakan dengan digelarnya Pesona Wisata kedua kalinya ini diharapkan bisa meningkatkan fungsi Taman Hutan Raya sebagai tempat tujuan wisata, penelitian, pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan, juga untuk menunjang aktifitas budaya yang dipadukan dengan kekayaan pariwisata alam dan rekreasi. (Rochmat Darodjat)

0 komentar:

Posting Komentar