Selasa, 02 November 2010

RIDWAN KAMIL, ARSITEK YANG MANUSIAWI DARI BANDUNG

 

foto by : architecturaldigest.com

      Orangnya enak diajak ngobrol tapi tak suka basa-basi. Apalagi yang kedua itu dilakukannya hanya sekadar untuk mendekatkan diri dengan pejabat atau orang-orang penting lainnya demi urusan pribadi. Sebab, salah satu kamus hidupnya berkata, "berkaryalah dengan ide kreatif untuk kepentingan orang banyak".*
      
Bisa jadi itulah lelaki 39 tahun tersebut  dikenal sebagai arsitek yang manusiawi. Sebaran karya-karyanya di dalam dan luar negeri tak pernah lepas dari konsep memanjakan manusia, bukan dimanjakan uang. Konsep green cities pada proyek-proyek besarnya yang tersebar di negara-negara Singapura, Vietnam, Beijing dan tentu saja Indonesia menjadi bukti kepeduliannya kepada hidup orang banyak.
    Sebut saja salah satu proyek di dalam negeri yakni Universitas Tarumanegara, Jakarta, yang pernah dikerjakan dosen ITB itu pada 2005.  Dia sengaja mendesain bangunan kampus itu menjulang tinggi untuk membuat ruang lebih luas bagi manusia-manusia di bawahnya. Lahan-lahan yang ada di bawah dan sekitar gedung itu dijadikannya ruang terbuka hijau yang hanya untuk dilihat maupun dipakai beraktifitas seperti main bola, tiduran, diskusi, dan beragam aktivitas.
      Manusiawinya seorang Ridwan Kamil juga bisa dilihat dari kesediaannya menjadi ketua perkumpulan orang-orang kreatif
dari Kota Kembang, yakni Bandung Creative City Forum (BCCF). Di tengah kesibukan di perusahaannya PT Urbane yang bergerak di bidang usaha jasa konsultan perencanaan, desain, dan arsitektur, Ridwan Kamil masih menerima mandat dari rekan-rekannya untuk memimpin sebuah organisasi yang berdiri untuk menumbuhkembangkan ide-ide kreatif anggota-anggotanya bagi kemashalatan orang Bandung khususnya dan umumnya masyarakat luas dari mana saja.(Rochmat Darodjat)
* berdasarkan interprestasi penulis dari bahan obrolan dengannya

0 komentar:

Posting Komentar